Perbandingan novel Jangan Beri Aku Narkoba dan film Detik Terakhir

Arini, V. Bayu Dwi (2007) Perbandingan novel Jangan Beri Aku Narkoba dan film Detik Terakhir. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

[img] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.PDF

Download (480kB)
[img] Text (BAB I)
BAB I.pdf

Download (245kB)
[img] Text (BAB II)
BAB II .PDF
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB III)
BAB III .PDF
Restricted to Registered users only

Download (193kB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV .PDF
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB V)
BAB V .PDF

Download (254kB)

Abstract

Penelitian yang berjudul “perbandingan novel Jangan Beri Aku Narkoba dan film Detik Terakhir”ini bertujuan untuk mencari atau mengetahui perbedaan maupun persamaan antara novel jangan beri aku narkoba dan film detik terakhir berdasarkan unsur tema/plot, penokohan/perwatakan, dan latar/setting. Sedangkan manfaat penelitian adalah untuk mengetahui dan menjelaskan letak perbedaan antara novel jangan beri aku narkoba dan film detik terakhir, menumbuhkan minat baca pada sastra dan membantu menunjang pembentukan watak serta meningkatkan kualitas pengajaran sastra khususnya dalam mengapresiasikan karya sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif artinya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, artinya data yang digunakan berupa kata-kata, frasa, kalimat, atau pun paragraf yang dikutif dari novel jangan beri aku narkoba dan kutipan-kutipan dialog dari film detik terakhir yang mendung aspek-aspek yang diteliti, yaitu tema, alur/plot, penokohan/perwatakan, dan latar/setting. Dari analisis yang digunakan diperoleh hasil sebagai berikut a. Tema Novel jangan beri aku narkoba dan film detik terakhir mempunyai tema yang sama yaitu mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan disharmoni keluarga menjadikan anak lari ke narkoba dan orientasi seks penyimpang/lesbi. b. Alur/plot Dalam alur/plot novel jangan beri aku narkoba dan film detik terakhir mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak pada cerita-cerita yang memiliki alur/plot konvensional dengan memakai teknik “backtracking”( menoleh kembali atau sorot balik (flashback). Sedangkan perbedaan terletak pada bagian-bagian alur/plot. Dalam novel sebelum wartawan (penulis) menemui arimbi, wartawan Rajib dalam penjara, sedangkan dalam film kinar (penulis) langsung datang ke panti untuk menemui Regi. Dalam novel jangan beri narkoba Arimbi mengalami orientasi seks menyimpang/lesbian karena dia merasa senasib dengan vela, karena dia merasa kehilangan kasih sayang orang tua. Tetapi dalam film detik terakhir selain karena merasa kehilangan kasih sayang dari orang tua juga terakhir karena dia muak dengan kelakuan papanya yang suka memukuli mamanya, sehingga Regi mengganggap bahwa laki-laki itu tidak punya perasan. Dalam novel Arimbi mencoba memakai putaw yang dia dapatkan dari rajib sendiri ketika mereka pertama kali bertemu di sekolah, sedangkan dalam film Regi mencoba memakai putaw atas bujukan Zein Dalam novel, setelah Ariambi keluar dari kantor polisi, Ariambi kabur dari rumah untuk mencari Vela. Tetapi teryata Vela menolak Ariambi karena sudah menyadari bahwa hubungannya dengan Ariambi adalah suatu kesalahan, dan Vela berubah menjadi pelacur. Sedangkan dalam film Regi kabur dari rumah mencari Vela, sesampai di kos Vela,Regi menemukan Vela dikamar mandi sudah meninggal. Vela meninggal karena over dosis . Novel jangan Beri Aku Narkoba dan film Detik ini mempunyai ending terbuka. Disebut ending karena cerita diserahkan kepada penafsirkan pembaca dalam novel jangan Beri Aku Narkoba cerita tentang narkoba sangat dominan, sedangkan dalam film Detik terakhir adegan lesbian lebih dieksploitasi dibanding cerita tentang narkoba. c. Penokohan/perwatakan Dalam penokohan/perwatakan antara novel Jangan Beri Aku Narkoba dengan film Detik terakhir mempunayi perbedaan dan persamaan. Persamaan dapat dilihat dari adanya tokoh papa mama, teman, pembantu, penjaga panti, dokter gunawan, yang terdapat dalam novel dan film tersebut. Mengenai penokohan yang berbeda adalah dalam novel Jangan Beri Aku Narkoba tokoh utama bernama Ariambi, dia adalah siswa SMU, sedangkan dalam film Detik terakhir tokoh utama bernama Regi, seseorang mahasiswa. Dalam novel tidak ada tokoh Zein, sedangkan dalam film ada tokoh Zein( salah satu teman Regi yang membujuk Regi untuk memakai Putaw). Selain itu dalam novel terdapat tokoh ibu Greda (seseorang psikolog) dalam film detik terakhir tidak ada. d. Latar/setting Dalam latar/setting antara novel Jangan Beri Aku Narkoba dengan film Detik terakhir juga mempunyai persamaan dan perbedaan. Dalam latar/setting tempat persamaan novel Jangan Beri Aku Narkoba dan film Detik terakhir lebih banyak mengambil setting cerita dirumah, panti, kafe, dan diskotik. Sedangkan perbedaan dalam novel karena pada cerita Arimbi masih SMU maka setting cerita memakai salah satu tempat disekolah, sedangkan dalam film karena tokoh utama sudah mahasiswa maka setting cerita kampus. Ditempat-tempat yang tidak digambarkan dalam film yaitu Bali dan arena biliar. Tempat-tempat tersebut digambarkan karena adegan yang menceritakan kejadian ditempat itu tidak ada. Berdasarkan latar/setting waktu cerita novel Jangan Beri Aku Narkoba dan film Detik Terakhir mempunyai latar/setting yang sama yaitu sesuai dengan kehidupan sekarang (2004-2007). Jadi dunia narkoba ataupun tindakan pecandu narkoba di zaman sekarang ini juga berbeda dari di gambarkan dalam novel cerita novel maupun film tersebut. Dalam latar/setting sosial antara Jangan Beri Aku Narkoba dengan film. Detik terkhir mempunyai perbedaan. Berdasarkan latar/setting sosial gambaran bahwa Arimbi itu datang dari keluarga yang kaya lebih jelas. Gambaran itu dibuktikan dengan deskriptif mengenai rumah Arimbi, mobil yang mereka punyai, kehidupan orang tua Arimbi, gaya Arimbi sendiri yang ke mana-mana dengan menggunakan ATM. Juga dilihat dari pahit tempat Arimbi dirawat. Sedangkan dalam film gambaran bahwa dalam film itu menurut penulis Regi datang dari keluarga biasa. Setting yang menggambarkan kemewahan itu kurang ditonjolkan. 1. Langkah pertama dalam menganalisis suatu karya sastra ialah mengadakan pendalaman terhadap karya sastra 2. Dalam penelitian karya sastra segi intrinsik harus mendapat perhatian penuh tanpa mengabaikan segi ekstrinsik.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: plot, perwatakan, jangan beri aku narkoba, detik terakhir
Subjects: Faculty of Teacher Training and Education
Faculty of Teacher Training and Education > Education of Indonesian Language and Literature
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Petrus Suwandi
Date Deposited: 01 Nov 2022 02:33
Last Modified: 01 Nov 2022 02:33
URI: http://repository.widyamandala.ac.id/id/eprint/2363

Actions (login required)

View Item View Item