Pemakaian afiks di dalam pengembangan lema menjadi sublema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Mei, Yongki Leviana (2008) Pemakaian afiks di dalam pengembangan lema menjadi sublema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

[img] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK .PDF

Download (438kB)
[img] Text (BAB I)
BAB I .PDF

Download (250kB)
[img] Text (BAB II)
BAB II.PDF
Restricted to Registered users only

Download (735kB)
[img] Text (BAB III)
BAB III.PDF
Restricted to Registered users only

Download (156kB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.PDF
Restricted to Registered users only

Download (847kB)
[img] Text (BAB V)
BAB V .PDF

Download (291kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN .PDF
Restricted to Registered users only

Download (767kB)

Abstract

Dalam tugas kita sehari-hari yang berkenaan dengan bahasa tentu kita akan menghadapi masalah-masalah linguistiK atau yang berkaitan dengan linguistiK. Hal ini menurut penggunaan kamus. Dalam hubungannya dengan perkamusan, pembentukan kata berkaitan erat dengan pembentukan konsep perpaduan lema. Pengembangan lema melalui konsep perpaduan ini menuntut daya kreativitas yang tinggi, dan apabila bahasawan sanggup memunculkan lema tersebut, maka ia harus menembus benteng kesepakatan yang tinggi dan tebal, agar hasil pengembangannya dapat dipahami dan diterima oleh masyarakat bahasa, karena bahasa Indonesia memiliki struktur dengan kaidah-kaidah yang digunakan sebagi landasan yang harus diikuti oleh masyarakat pemakainya agar komunikasi jelas. Dengan latar belakang tersebut, penelitian dengan judul pemakaian afiks didalam pengembangan Lema Menjadi sublema dalam kamus besar bahasa Indonesia ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan macam-macam afiks yang digunakan dalam pengembangan lema menjadi sublema dalam perbandinganya dengan afiks-afiks yang ada dalam bahasa Indonesia dan mendeskripsikan pemanfaatan afiks-afiks dalam pengembangan tiap –tiap lema menjadi sub-sublemanya dalam KBBI. Metode kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan suatu penelitian yang berusaha mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan menginterpretasikan data, atau menafsirkan arti kata yang berhubungan dengan masalah. Data yang dipakai sebagai bahan penelitian ini yaitu berupa kata-kata yang ada didalam kamus Besar Bahasa Indonesia dengan sumber data Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi tiga yang disusun oleh pusat bahasa departemen pendidikan Nasional yang terbit tahun 2007. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : (1) mendaftar semua kata-kata yang merupakan lema dan sub-sub lema dan (2) mengelompokkan kata-kata tersebut berdasarkan afiks pembentukannya. Dari afiks-afiks yang semestinya dimanfaatkan untuk mengembangkan lema menjadi sublema, ada afiks-afiks yang tidak digunakan dalam pengembangan lema tertentu menjadi sublema. Padahal, afiks-afiks tersebut merupakan afiks-afiks potensial. Artinya, dapat digunakan untuk mengembangkan lema menjadi sublemam, yang akan membuat kamus lebih informative. Afiks-afiks tersebut diantarnya adalah : di-,di-kan, ter-, peng-an, ber-kan, dan per-an. Afiks-afiks tersebut dalam sejumlah lema tidak digunakan dalam pengembangan lema menjadi sublema. Beberapa contoh afiks-afiks potensial yang tidak dugunakan dalam pengembangan lema manjadi sublema tersebut adalah di-kan pada diabadikan, ter-pada terbayar, ber-an pada bergesekan, dan sebagainya. Jika diperhatikan dengan seksama, pengabaian afiks-afiks tertentu dalam pengembangan lema-lema tertentu menjadi sublema-sublemanya dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu : (1)dengan adanya pertimbangan bahwa pembaca kamus sudah dapat memahami arti sublema tersebut tanpa perlu membaca dari kamus, dalam arti tidak akan menyulitkan pemakai kamus dan (2) pemakai kamus mengalami kesulitan dalam mevari arti kata, jika sublema tersebut tidak dicantumkan dalam kamu. Tidak digunakan afiks-afiks tertentu dalam pengembangan lema-lema tertentu menjadi sub-sublemanya mungkin bukan suatu yang disengaja, melainkan karena kurang luas atau lengkapnya data yang diinginkan dalam penyusunan kamus. Selain itu juga dapat dipahami bahwa langkah penyusun kamus tidak mencantumkan sublema tertentu tersebut dengan pertimbangan efisiensi atau penghematan, dalam arti bahwa untuk hal-hal yang sudah dianggap jelas, maka agar lebih efisiensi, tidak perlu dicantumkan dalam kamus. Berdasarkan hasil penelitian dilakukan, penelitian menyarankan bahwa dari adanya afiks-afiks potensial pada pengembangan tema menjadi sub-sublema yang belum dimasukkan dalam KBBI tersebut, maka sebaiknya penyusun kamus segera memasukkannya, sehingga para pembaca kamus tidak mengalami kesulitan dalam mencari makna kata (sublema) dengan afiks tertentu. Dengan adanya temuan-temuan yang berupa afiks-afiks potensial yang selanjutnya dapt digunakan dalam pengembangan lema menjadi sublema ini, diharapkan dapat menambah dan memperkaya kata-kata daam pengembangan perkamusan di Indonesia

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: kamus besar bahasa Indonesia, afiks, lema, sublema
Subjects: Faculty of Teacher Training and Education
Faculty of Teacher Training and Education > Education of Indonesian Language and Literature
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Petrus Suwandi
Date Deposited: 01 Nov 2022 06:10
Last Modified: 01 Nov 2022 06:10
URI: http://repository.widyamandala.ac.id/id/eprint/2367

Actions (login required)

View Item View Item