Analisis ragam bahasa jurnalistik surat kabar (Kompas, Jawa Pos, dan Surya)

Harianto, Rudi (1998) Analisis ragam bahasa jurnalistik surat kabar (Kompas, Jawa Pos, dan Surya). Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

[img] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK .PDF

Download (6MB)
[img] Text (BAB I)
BAB I.PDF

Download (2MB)
[img] Text (BAB II)
BAB II.PDF
Restricted to Registered users only

Download (13MB)
[img] Text (BAB III)
BAB III.PDF
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.PDF
Restricted to Registered users only

Download (12MB)
[img] Text (BAB V)
BAB V.PDF

Download (2MB)
[img] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN .PDF
Restricted to Registered users only

Download (11MB)

Abstract

Dalam era informasi sekarang ini, surat kabar mempunyai peranan mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat modern membutuhkan surat kabar untuk memperoleh informasi tentang perkembangan situasi yang aktual dalam berbagai bidang . Salah satu sisi surat kabar yang dapat berpengaruh dan diterima oleh masyarakat adalah penggunaan bahasanya. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam persuratkabaran atau ragam jurnalistik perlu mendapat perhatian. Menurut Siregar (1987:119) dalam buku bahasa Jurnalistik dinyatakan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang paling praktis , efisien , dan efektif bagi semua orang. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa dalam surat kabar memiliki ciri khas yang berbeda dengan bahasa dalam karangan ilmiah, skripsi , atau surat resmi lainnya. Penggunaan bahasa dalam surat kabar bersifat ringkas dan sederhana. Dalam kesederhanaannya itu tercakup segi efisiensi dan efektifitas. Segi efisiensi artinya kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipergunakan dalam surat kabar sangat hemat atau ringkas . Sedangkan segi efektivitas artinya dengan kehematan atau ringkasannya kata-kata atau kalimat yang dipergunakan tidak mengurangi makna yang diterima pembaca maupun maksud penulis. Hal ini dapat dilihat pada judul berita maupun struktur kalimat-kalimat yang dipergunakan dalam berita surat kabar . Misalnya pada judul berita Sasta Harus Segera Ikuti kemudian ada sub judul Pak Dwi: Biar perbankan nasional sehat (JP/3/1998) ). Judul tersebut, bila memakai kaidah-kaidah bahasa Indonesia secara lengkap tentunya akan berbunyi pak Dwi mengatakan bahwa biar perbankan nasional sehat, bank swasta harus segera mengikuti merger. Kalimat tersebut bila dibuat kalimat langsung tentunya akan berbunyi “Biar perbankan nasional sehat, swasta harus segera mengikuti “ kata pak Dwi . Pada kalimat berita di atas, tanda titik dua (:) mempunyai fungsi sebagai kata penghubung bahwa. Selain itu juga kata mengikuti dipendekkan menjadi ikuti yaitu penghilangan awalan me-. Contoh judul berita di atas, menurut penulis dipandang sebagai hal yang menarik, penting, dan perlu ditelaah karena menyangkut perkembangan suatu bahasa khususnya ragam tulis. Tujuan kajian dalam penelitian ini adalah mengetahui ciri-ciri bahasa jurnalistik surat kabar. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 189:415). Informasi tentang status gejala yang dimaksud adalah informasi tentang tanda baca, kata-kata, kalimat-kalimat dan paragraf. Karena itu, penelitian ini juga dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik bersifat hemat, sederhana, dan formal. Kehematan tersebut menyangkut segi kepraktisan, segi efisiensi, dan segi efektifitas. Sederhana menyangkut penggunaan kata maupun susunan kalimatnya. Formal artinya meskipun praktis, efisien, dan efektif, tetapi tetap memperhatikan kebakuan bahasa. Bahasa jurnalistik bersifat hemat terlihat pada pemakaian tanda baca yaitu pemakaian titik dua (:) yang fungsinya sebagai kata penghubung bahwa. Misalnya judul berita yang berbunyi Habibie : diarahkan ke saya? (JP/21/1998) judul berita tersebut dibuat kalimat langsung akan berbunyi “Diarahkan ke saya” kata Habibie. Bila dibuat kalimat tak langsung akan berbunyi Habibie mengatakan bahwa hal itu diarahkan ke saya. Pemakaian kata pada ragam jurnalistik terlihat pada judul berita yaitu penghilangan awalan atau akhiran . Misalnya judul berita yang berbunyi Mbak Tutut Tukarkan Lima Gebok Dolar. Kata tukarkan pada kalimat itu, terjadi penghilangan awalan me-. Pemakaian kalimat ragam jurnalistik yaitu terjadi penghilangan kata penghubung bahwa pada kalimat tak langsung. Misalnya pada judul berita Haji Muhamad Soeharto hampir pasti tidak akan lengser keprabon, madeg pandito dalam waktu dekat ini (JP/21/1/1998). Kalimat itu terjadi penghilangan kata penghubung mengatakan bahwa, yang seharusnya berbunyi Haji Muhamaad Soeharto mengatakan bahwa hampir pasti tidak akan lengser keprabon, madeg pandito dalam waktu dekat ini. Pemakaian paragraf pada ragam jurnalistik sangat pendek terdiri atas dua atau tiga kalimat. Bahasa jurnalistik bersifat sederhana yaitu dalam pemilihan kata. Kata yang adalah kata yang digunakan sehari-hari dan dipergunakan dalam bahasa Indonesia. Bahasa jurnalistik bersifat formal artinya bahasa yang dipergunakan menggunakan ragam bahasa baku yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku. Simpulan dalam penelitian ini adalah bahasa jurnalistik bersifat hemat, sederhana, dan formal .

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: ragam bahasa, jurnalistik, surat kabar
Subjects: Faculty of Teacher Training and Education
Faculty of Teacher Training and Education > Education of Indonesian Language and Literature
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Petrus Suwandi
Date Deposited: 01 Dec 2022 08:07
Last Modified: 01 Dec 2022 08:07
URI: http://repository.widyamandala.ac.id/id/eprint/2441

Actions (login required)

View Item View Item