The influence of Fa Mu Lan as a woman warrior toward Kingston's perception on feminism in Maxine Hong Kingston's The Woman Warrior

Veranita, Linda (2004) The influence of Fa Mu Lan as a woman warrior toward Kingston's perception on feminism in Maxine Hong Kingston's The Woman Warrior. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

[img] Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (6MB)
[img] Text (BAB 1)
BAB 1.pdf

Download (4MB)
[img] Text (BAB 2)
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)
[img] Text (BAB 3)
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (17MB)
[img] Text (BAB 4)
BAB 4.pdf

Download (2MB)
[img] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Membaca novel "The Woman Warrior", penulis tertarik untuk menganalisa unsur feminisme yang ada pada cerita tersebut. "The Womar Warrior" adalah sebuah novel karya Maxine Hong Kingston (USA) seoran penulis yang cukup mempunyai nama karena karya-karya beliau. Novel ini berlatar belakang kebudayaan China, dimana masih terdapa anggapan-anggapan dan perlakuan-perlakuan yang kolot terhadap kaum wanita Pelaku utamanya adalah Kingston, seorang gadis China, yang menjadi saks terhadap perbedaan hak dan kesempatan bagi kaum wanita di China.Sekaligus i sebagai tokoh pembicara, yang menceritakan seluruh isi cerita dalam novel ini. Orang tua Kingston amat berharap bahwa anaknya dapat setegar Fa Mu Lan,yaitu seorang tokoh pahlawan wanita dari China yang berjuang dar bertarung segagah kaum pria. Tak seorang pun dapat merendahkan Fa Mu Lan karena ia tangguh dan mandiri. Fa Mu Lan bahkan dapat dikatakan melebihi laki laki dalam hal-hal tertentu. Feminisme dalam novel ini adalah perjuangan wanita agar dapat sejaja dengan kaum laki-laki dalam kehidupan. Banyak larangan dan pantangan bag wanita yang membuat mereka tidak berkembang. Hal ini amat dibenci Kingston Ia ingin seperti kaum lelaki, ia bahkan menganggap dirinya laki-laki. Dengar begitu Kingston berharap dapat memperoleh hak yang sama dengan kaum lelaki. Lingkungan Kingston amat berpengaruh terhadap terciptanya feminisme dalam novel ini. Lingkungan China amat mengangungkan lelaki dan sebaliknya amat merendahkan wanita. Mendapat anak lelaki sama halnya dengan mendapa anugerah bagi keluarga. Sedangkan anak perempuan hanya sebagai beban Mendidik anak perempuan setinggi dan seberhasil mungkin, hanya membuang buang waktu. Sehingga, perempuan menjadi terbelakang dan tertindas Lingkungan Kingston ini kemudian menjadikannya membenci dirinya terlahi sebagai perempuan. Kebencian Kingston terhadap kebudayaan China semakin menjadi karena dimanapun orang China berada, ia selalu membawa dan menghidupkan budayanya. Termasuk orang tuanya sendiri. Ia tidak bisa mengerti kenapa d negara Amerika tempat mereka berimigrasi, di sebuah negara bebas, kebudayaan nenek moyang mereka tetap dihidupkan. Ia tak dapat menerima hal ini. Karena sedikit banyak ini berpengaruh terhadap kehidupan sosialnya. Membuat ia dianggap aneh oleh lingkungannya. Ia benci menjadi gadis China. Ia ingin menjadi perempuan/wanita kebanyakan pada umumnya. Seperti gadis-gadis lain yang tak terlalu banyak aturan yang harus dilakukan dan dianut. Maxine Hong Kingston menceritakan kisah ini dengan amat menarik,dengan bahasa yang lugas, dengan alur cerita yang mudah dipahami. Novel ini amatlah penting sebagai bahan referensi feminisme. Dan penulis berharap dapat menyumbangkan pikiran dan analisa novel ini kepada semua pihak yang memerlukannya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Fa Mu Lan, woman warrior, feminism
Subjects: Faculty of Literature
Faculty of Literature > English Literature
Divisions: Fakultas Sastra > Prodi Sastra Inggris
Depositing User: Petrus Suwandi
Date Deposited: 01 Oct 2024 08:28
Last Modified: 01 Oct 2024 08:28
URI: http://repository.widyamandala.ac.id/id/eprint/3042

Actions (login required)

View Item View Item