Analisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa-siswi kelas II SLTP Negeri 2 Karangjati Ngawi Jawa Timur

Yasminingsih, Yasminingsih (1997) Analisis kesalahan berbahasa dalam karangan siswa-siswi kelas II SLTP Negeri 2 Karangjati Ngawi Jawa Timur. Undergraduate thesis, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.

	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (11MB)
	Text (BAB I) BAB I.PDF Download (3MB)
	Text (BAB II) BAB II.PDF Restricted to Registered users only Download (20MB)
	Text (BAB III) BAB III.PDF Restricted to Registered users only Download (5MB)
	Text (BAB IV) BAB IV.PDF Restricted to Registered users only Download (16MB)
	Text (BAB V) BAB V.PDF Download (3MB)
	Text (LAMPIRAN) LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (26MB)

Abstract

Pembelajaran dalam belajar tidak terlepas dari kesalahan. Kesalahan yang dilakukan pembelajar merupakan hal yang wajar dan manusiawi. Demikian juga dalam belajar bahasa, pembelajar tidak terlepas dari kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa yang diperbuat pembelajar menunjukkan suatu proses dalam belajar bahasa. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi secara tidak sistematis dan sistematis. Kesalahan tidak sistematis (mistake) disebabkan oleh faktor performansi. Kesalahan tidak sistematis bersifat sementara dan perbaikannya dapat dilakukan oleh pembelajar sendiri dengan cara memusatkan perhatian. Pembelajar sudah memahami sistem bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Sedangkan kesalahan sistematis (errora) disebabkan oleh faktor kompetensi. Kesalahan sistematis bersifat konsisten dan perbaikannya memerlukan bantuan guru, misalnya pengajarannya remedial, latihan dan praktek. Kesalahan sistematis (errors) inilah yang dianalisis dalam skripsi ini. Kesalahan berbahasa dapat terjadi pada waktu berbicara maupun menulis. Untuk itu, pembelajar perlu berbicara maupun menulis. Untuk itu pembelajar perlu berlatih kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis. Adapun salah satu wujud kemampuan berkomunikasi secara tertulis adalah mengarang. Mengarang merupakan suatu proses berpikir untuk mengungkapkan kandungan jiwa secara tertulis. Pada waktu mengarang perhatian pembelajar tercurah pada permasalahan yang akan diungkapkan tanpa memperhatikan hal lain yang mendukung keutuhan sebuah karangan, misalnya tanda baca, ejaan, struktur kalimat dan pilihan kata (diksi). Kesalahan berbahasa berkaitan erat dengan pengajaran bahasa. Apabila tidak segera diatasi kesalahanberbahasa akan mengganggu tercapainya tujuan pengajaran bahasa. Untuk itu perlu adanya pengkajian secara mendalam segala aspek kesalahan berbahasa yang dikenal dengan istilah analisis kesalahan (anakes) Berkaitan dengan hal di atas, masalah dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Kesalahan ejaan dan tanda baca apa saja yang terdapat dalam karangan siswa-siswi kelas II SLTP II Karangjati, 2) Kesalahan struktur kalimat apa saja yang terdapat dalam karangan siswa-siswi kelas II SLTPN II Karangjati, 3) Kesalahan pemakaian pilihan kata (diksi) apa saja yang terdapat dalam karangan siswa-siswi kelas Ii SLTPN II Karangjati. Sesuai dengan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kesalahan ejaan dan tanda baca dalam karangan siswa-siswi kelas II SLTPN II Karangjati, 2. Mengetahui kesalahan strukutur kalimat dalam karangan siswa-siswi kelas II SLTPN II Karangjati, 3. Mengetahui kesalahan pemakaian pilihan kata (diksi) dalam karangan siswa-siswi kelas II SLTPN II Karangjati. Untuk menjawab masalah di atas dalam skripsi ini digunakan metode deskriptif. Artinya peneliti mendeskripsikan kesalahan ejaan, tanda baca, struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) dalam karangan siswa. Populasi penelitian dalam skripsi ini adalah semua siswa-siswi SLTPN II Karangjati. Sedangkan sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas II SLTPN II Karangjati yang terdiri dari empar kelas (IIA, IIB,IIC dan II D). Adapun sampel penelitian diambil secara cluster sample. Dalam cluster sample satuan-satuan sampel tidak terdiri dari individu-individu melainkan dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Dengan demikian sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II SLTPN II Karangjati yang terdiri dari empat kelas (IIA, IIB, IIC dan IID). Dan tiap-tiap kelas diambil 25% dari jumlah siswa untuk mewakili sampel penelitian. Jadi secara keseluruhan jumlah sampel penelitian adalah 40 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam karangan siswa-siswi kelas II SLTPN II Karangjati terdapat kesalahan dalam bidang : 1. Ejaan dan tanda baca, yang meliputi : a. Kesalahan pemakaian huruf kapital di awal kalimat sejumlah 82 kesalahan, b. Kesalahan pemisahan suku kata sejumlah 22 kesalahan, c. Kesalahan penulisan bentuk di dank e sejumlah 81 kesalahan, d. kesalahan penulisan bentuk ulang sejumlah 12 kesalahan , e kesalahan pemakaian tanda hubung pada pemenggalan kata di pergantian baris sejumlah 78 kesalahan , f. Kesalahan pemakaian tanda koma sejumlah 24 kesalahan. 2. Struktur kalimat, yang meliputi a. Kalimat yang unsur-unsur pokok (subyek), predikat, obyek) tidak hadir secara eksplisit sejumlah 22 kesalahan, b. Kalimat yang menggunakan bentuk jamak secara berlebihan sejumlah 21 kesalahan , c. Kalimat yang terinterferensi bahasa jawa sejumlah 25 kesalahan, d. Kalimat yang memiliki ide kompleks sejumlah 30 kesalahan. 3. Pilihan kata (diksi), kesalahan pilihan kata (diksi) sejumlah 26 kesalahan. Selain kesalahan-kesalahan di atas terdapat kesalahan lain, misalnya: a. Penyingkatan kata yang tidak lazim, b. penulisan huruf kapital di awal, tengah dan akhir kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kesalahan-kesalahan tersebut di atas barangkali disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: a.Belum sepenuhnya siswa menguasai kaidah bahasa Indonesia, b. kekurangan cermatan siswa dalam menyusun kalimat, memilih kata yang tepat, c. kuatnya pengaruh bahasa pertama (bahasa Jawa) terhadap bahasa kedua (Bahasa Indonesia), d. terbatasnya kesempatan siswa untuk berlatih mengarang baik di sekolah maupun di rumah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi guru bahasa Indonesia: a. Guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan ketrampilan menulis perlu menjelaskan teori menulis, tetapi lebih menekankan pada ketrampilan menulis, b. Guru bahasa Indonesia perlu lebih teliti dalam mengevaluasi hasil penulisan pada umumnya dan hasil penulisan karangan pada khusunya sehingga dapat mendorong siswa-siswi untuk lebih cermat dalam setiap penulisan, c. Guru bahasa Indonesia hendaknya lebih banyak memberikan latihan dan pembinaan ketrampilan menulis sehingga siswa dapat menyalurkan dan mengembangkan bakatnya, d. Guru hendaknya mengembalikan pekerjaan siswa yang telah dikoreksi atau diberi umpan balik sehingga siswa mengetahui kesalahan-kesalahan yang diperlukan . 2. Bagi penyusun kurikulum bahasa Indonesia ; a. Penyusun kurikulum bahasa Indonesia hendaknya menambah alokasi waktu mata pelajaran bahasa Indonesia untuk memberikan pembinaan ketrampilan berbahasa, terutama ketrampilan penulis, b. Penyusun kurikulum bahasa Indonesia hendaknya memperhatikan kesesuaian bahan pembelajaran menulis. 3. Bagi siswa : a. Siswa hendaknya mencegah dan menghindari kesalahan berbahasa sehingga siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku, b. siswa perlu berlatih menulis karangan secara intensif sehingga siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan menulis. D. Bagi peneliti lanjut: a. Peneliti lanjut dapat melakukan penelitian yang serupa dengan menambah sampel penelitian yang lebih banyak sehingga dapat digeneralisasikan lebih luas, b. Peneliti lanjut dapat melakukan penelitian yang serupa dengan menghubungkan variable lain untuk meneliti sebab-sebab sesalahan berbahasa tulis.

Actions (login required)

View Item